Semakin bertambah umur kita penyakit-penyakit
mulai juga menjangkiti, termasuk juga guru. Berikut ini akan diuraikan berbagai
penyakit kronis yang mungkin menghinggapi para guru. Tapi Anda jangan
terperanjat dulu mendengar berbagai penyakit berbahaya tersebut, karena mungkin
penyakit tersebut tidak terdapat pada diri Anda, kalau pun Anda merasa ada
gejala mulai terjangkiti segeralah untuk berobat ke klinik spesialis yang
bernama “Guru Profesional” Setidaknya ada beberapa penyakit yang apabila
diderita akan mengurangi profesionalisme guru. Oleh sebab itu semua guru untuk
mewaspadai jenis penyakit ini, yang apabila sudah menyerang guru akan menghalanginya menjadi guru yang profesional.
Untuk menjadi guru yang profesional itu membutuhkan kemauan, kemampuan dan keterampilan yang tinggi dan mau mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk. Inilah penyakit-penyakit yang harus diwaspadai guru yang telah ditemukan oleh “dokter spesialis penyakit guru”, walaupun ini merupakan sebuah anekdot.
1. Tipes = tidak punya selera
Gejala dari penyakit ini adalah tidak bergairah, lesu, dan selalu monoton dalam memberikan pelajaran, sehingga anak-anak menjadi bosan dan malas untuk mengikuti pelajaran. Guru yang terjangkiti penyakit ini sangat berbahaya karena dapat menular kepada anak didiknya.
2. Mual = mutu amat lemah
Kualitas guru yang kurang sehingga berpengaruh pada hasil kegiatan belajar mengajar, penyakit ini biasanya diderita oleh guru yang tidak mau memberdayakan diri untuk meningkatkan kompetensi, walau pun sudah mendapatkan tunjangan sertifikasi untuk peningkatan mutu.
3. Kudis = kurang disiplin
Gejala penyakit ini biasanya terlihat dari datang yang terlambat, selalu mencari-cari alasan, dan sebagainya. Para guru yang terjangkit penyakit ini dapat menyebabkan murid-murid juga akan meniru kebiasaan negatif tersebut. Alangkah berbahayanya.
4. TBC = tidak bisa computer
Kemajuan teknologi komputer yang bisa dimanfaatkan untuk penunjang kegiatan pembelajaran atau administrasi malah guru lebih memilih cara lama. Karena alasan tidak bisa komputer dan malas belajar. Guru yang terpaut dengan kebiasaan dan cara-cara lama ini biasanya akan tergilas oleh kemajuan zaman atau gagap teknologi, dan berkemungkinan akan menjadi bahan cibiran bagi anak didik mereka yang lebih menguasai teknologi.
5. Kram = kurang terampil
Gejala penyakit ini biasanya terlihat pada kebiasaan membiarkan media sebagai barang simpanan. Walaupun ada media pembelajaran di sekolah tapi tidak dipakai, malah dibiarkan saja sampai rusak karena waktu (ditelan zaman) bukan rusak karena dipakai ketika belajar mengajar. Alangkah mubazirnya guru yang demikian karena tidak sedikit anggaran negara yang dikucurkan untuk pengadaan media pengajaran.
6. Asam urat = asal sampaikan materi kurang akurat
Ciri-ciri penyakit ini akan terlihat dalam proses pembelajaran. "Anak-anak dibuka halaman 15, dibaca sampai halaman 18, lalu halaman 19 dikerjakan ya!". Mungkin kurang lebih seperti itulah. Alamaaaaak….. kalau begitu anak TK pun bisa jadi guru.
7. Lesu = lemah sumber
Tanda-tandanya adalah guru hanya memiliki sedikit buku penunjang. Apalagi kalau hanya menggunakan LKS yang sebenarnya bukan LKS yaitu rangkuman materi dan kumpulan soal.
8. Diare = di kelas anak-anak remehkan
Bisa jadi karena sering tak masuk, sering terlambat, tidak berwibawa, atau tidak disukai karena hanya ceramah di depan kelas. Guru yang menderita penyakit ini harus dioperasi ke klinik “Guru Profesional”, jika tidak akan menjadi bulan-bulanan siswa di kelas, kiamaaaat deh.
Untuk menjadi guru yang profesional itu membutuhkan kemauan, kemampuan dan keterampilan yang tinggi dan mau mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk. Inilah penyakit-penyakit yang harus diwaspadai guru yang telah ditemukan oleh “dokter spesialis penyakit guru”, walaupun ini merupakan sebuah anekdot.
1. Tipes = tidak punya selera
Gejala dari penyakit ini adalah tidak bergairah, lesu, dan selalu monoton dalam memberikan pelajaran, sehingga anak-anak menjadi bosan dan malas untuk mengikuti pelajaran. Guru yang terjangkiti penyakit ini sangat berbahaya karena dapat menular kepada anak didiknya.
2. Mual = mutu amat lemah
Kualitas guru yang kurang sehingga berpengaruh pada hasil kegiatan belajar mengajar, penyakit ini biasanya diderita oleh guru yang tidak mau memberdayakan diri untuk meningkatkan kompetensi, walau pun sudah mendapatkan tunjangan sertifikasi untuk peningkatan mutu.
3. Kudis = kurang disiplin
Gejala penyakit ini biasanya terlihat dari datang yang terlambat, selalu mencari-cari alasan, dan sebagainya. Para guru yang terjangkit penyakit ini dapat menyebabkan murid-murid juga akan meniru kebiasaan negatif tersebut. Alangkah berbahayanya.
4. TBC = tidak bisa computer
Kemajuan teknologi komputer yang bisa dimanfaatkan untuk penunjang kegiatan pembelajaran atau administrasi malah guru lebih memilih cara lama. Karena alasan tidak bisa komputer dan malas belajar. Guru yang terpaut dengan kebiasaan dan cara-cara lama ini biasanya akan tergilas oleh kemajuan zaman atau gagap teknologi, dan berkemungkinan akan menjadi bahan cibiran bagi anak didik mereka yang lebih menguasai teknologi.
5. Kram = kurang terampil
Gejala penyakit ini biasanya terlihat pada kebiasaan membiarkan media sebagai barang simpanan. Walaupun ada media pembelajaran di sekolah tapi tidak dipakai, malah dibiarkan saja sampai rusak karena waktu (ditelan zaman) bukan rusak karena dipakai ketika belajar mengajar. Alangkah mubazirnya guru yang demikian karena tidak sedikit anggaran negara yang dikucurkan untuk pengadaan media pengajaran.
6. Asam urat = asal sampaikan materi kurang akurat
Ciri-ciri penyakit ini akan terlihat dalam proses pembelajaran. "Anak-anak dibuka halaman 15, dibaca sampai halaman 18, lalu halaman 19 dikerjakan ya!". Mungkin kurang lebih seperti itulah. Alamaaaaak….. kalau begitu anak TK pun bisa jadi guru.
7. Lesu = lemah sumber
Tanda-tandanya adalah guru hanya memiliki sedikit buku penunjang. Apalagi kalau hanya menggunakan LKS yang sebenarnya bukan LKS yaitu rangkuman materi dan kumpulan soal.
8. Diare = di kelas anak-anak remehkan
Bisa jadi karena sering tak masuk, sering terlambat, tidak berwibawa, atau tidak disukai karena hanya ceramah di depan kelas. Guru yang menderita penyakit ini harus dioperasi ke klinik “Guru Profesional”, jika tidak akan menjadi bulan-bulanan siswa di kelas, kiamaaaat deh.
Demikianlah berbagai penyakit yang
mungkin diderita oleh para guru, dan mungkin banyak lagi penyakit lain yang
belum terdeteksi oleh berbagai “dokter spesialis penyakit guru” Jika Bapak/Ibu guru
pernah mendengarkan anekdot-anekdot seperti di atas. Bisa juga menambahkan
penyakit yang harus diwaspadai guru. Atau mau berbagi tips penyembuhannya,
tulis saja di kotak komentar!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar